About Perdania

Presiden Direktur
Presiden Direktur
Ichiro Hiramatsu

Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Atas nama Direksi Bank Resona Perdania (“Bank”), perkenankan saya menyampaikan Laporan Tahunan Bank Resona Perdania tahun buku 2022 sebagai bentuk pertanggungjawaban kami terhadap Para Pemegang Saham. Tahun 2022 merupakan tahun pemulihan bagi perekonomian Indonesia, walaupun pandemi COVID-19 belum sepenuhnya reda dan kondisi perekonomian global yang masih penuh dengan ketidakpastian. Bank mencanangkan tahun 2022 sebagai “Resurgence Year” yang menjadi momen awal/kebangkitan bagi Bank untuk memulai Rencana Korporasi 5 tahun (2022-2026). Selama tahun 2022, Bank secara konsisten melakukan perbaikan di segala aspek, baik aspek keuangan maupun tata kelola dan manajemen risiko. Penambahan modal inti yang signifikan telah dilakukan melalui Perpetual Subordinated Loan (PSL) sebesar Rp3 triliun yang menjadikan modal inti Bank berjumlah lebih dari Rp5 triliun pada akhir tahun 2022, dan Bank juga melaksanakan strategi pengelolaan sumber pendanaan, peningkatan kualitas aset produktif, rekonstruksi organisasi, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dan perbaikan manajemen risiko kredit.

Kondisi Perekonomian Global dan Nasional
Kondisi perekonomian global di tahun 2022 dipenuhi dengan ketegangan geopolitik dunia yang memperburuk fragmentasi, prospek ekonomi, dan keuangan global. Dampak perang Rusia-Ukraina, berlanjutnya perang dagang antara AS dengan Tiongkok dan pandemi COVID-19 telah menyebabkan dan akan semakin memperlemah pertumbuhan ekonomi global, gangguan rantai pasokan global, naiknya harga energi dan pangan global. Berdasarkan pernyataan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Buku Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (Buku PTBI) yang bertajuk “Sinergi dan Inovasi, Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju” yang dirilis 30 November 2022, tahun 2022 dibayangi oleh 5 permasalahan global yang dihadapi yaitu pertama pertumbuhan ekonomi dunia menurun (slow growth) disertai meningkatnya risiko resesi di berbagai negara, kedua inflasi meningkat sangat tinggi (high inflation), ketiga suku bunga kebijakan tinggi dalam waktu yang lama (higher for longer) merespon kenaikan inflasi, keempat dollar AS menguat tajam (strong dollar, kelima penarikan dana investor global disertai pengalihan ke aset likuid (cash is the king).

Lima permasalahan tersebut bila terus berlanjut dapat menghadapkan dunia pada risiko stagflasi, yaitu perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi, bahkan menjadi “resflasi” (resesi ekonomi dan inflasi tinggi), meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan dunia, serta menaikkan tekanan aliran modal asing khususnya investasi portofolio ke negara berkembang dan depresiasi nilai tukar di berbagai negara.

Berdasarkan laporan World Economic Outlook per Januari 2023 yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi global di 2022 diperkirakan hanya tumbuh sebesar 3,4% secara year on year (yoy), menurun dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 6,2%. Penurunan ini berasal dari penurunan volume perdagangan dunia yang pada tahun 2022 diproyeksikan sebesar 5,4% secara year on year ( yoy), menurun dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 10,4%.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia tetap baik. Permintaan domestik tetap berdaya tahan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia tahun 2022 tumbuh sebesar 5,31%, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 19,87%. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,28%.

Sementara itu, OJK mencatat pertumbuhan kredit tahun 2022 sebesar 11,35% jika dibandingkan dengan tahun 2021. Pertumbuhan kredit terutama berasal dari kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,17% dan pertumbuhan kredit debitur korporasi sebesar 15,44%. Pertumbuhan kredit tersebut disertai dengan perbaikan kualitas aset yang terlihat pada NPL Gross perbankan per Desember 2022 yang mengalami penurunan sebesar 2,44% dari 3% pada Desember 2021. Pada tahun 2022, DPK perbankan tumbuh 9,01%. Likuiditas perbankan memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 137,67% dan Alat Likuid/DPK di level 31,20% pada Desember 2022. Ketahanan permodalan industri jasa keuangan menunjukkan peningkatan dengan rasio CAR mencapai 25,63%.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Desember 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1%. Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) disamping untuk memitigasi dampak rambatan dari masih kuatnya dolar AS dan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Implementasi Strategi dan Kebijakan Strategis
Bank menyadari bahwa tahun 2022 masih menjadi tahun yang cukup berat bagi dunia usaha, termasuk dunia perbankan walaupun sudah mengalami pemulihan (Rebouncing) dibandingkan tahun 2021.

Menghadapi kondisi perekonomian tersebut, Bank mengambil kebijakan strategis untuk tidak terlalu ekspansif dalam penyaluran kredit maupun dalam perolehan debitur baru. Bank fokus pada perbaikan kualitas kredit melalui pemberian kredit yang prudent, monitoring secara ketat kredit kualitas rendah dan kredit bermasalah. Penanganan kredit restrukturisasi akibat COVID-19 juga menjadi salah satu perhatian utama Bank selama tahun 2022, mulai dari awal pengajuan, proses monitoring sampai dengan debitur tersebut selesai sebagai kategori restrukturisasi COVID-19.

Pada tahun 2022 Bank melakukan perbaikan dan penguatan pelaksanaan manajemen risiko kredit yaitu dengan 1). membentuk Middle Office Division, 2). memulai komunikasi dan proses dalam rangka mendapatkan dukungan dari Resona Bank, Ltd dalam bentuk penempatan sementara Technical Advisor yang akan membidangi Credit Portfolio Management untuk transfer knowledge terkait manajemen risiko kredit yang akan efektif di tahun 2023, 3). pengenalan dan pelaksanaan Watch Grade Analysis dalam rangka proses analisa lebih lanjut dan mendalam untuk mengindentifikasi risiko kredit untuk debitur baru dan pemantauan risiko kredit untuk debitur yang sudah ada, dan 4). melakukan revisi kebijakan dan pedoman terkait perkeditan.

Pada tahun 2022, Bank memiliki target pasar kredit segmen korporat yang terdiri dari korporasi Jepang dan korporasi Lokal. Bank masih tetap mempertahankan model bisnis dengan porsi portofolio kredit kepada kedua segmen tersebut pada komposisi yang seimbang yaitu porsi portfolio kredit untuk perusahaan Jepang sebesar 40% dan perusahaan Lokal sebesar 60%. Pemberian kredit terutama dilakukan kepada sektor manufaktur dan perdagangan grosir namun Bank juga melakukan diversifikasi pemberian kredit pada sektor industri lainnya.

Dari sisi pendanaan, Bank melaksanakan pengelolaan sumber pendanaan dengan mengurangi jumlah pendanaan yang berbiaya mahal, misalnya dari pinjaman bank lain dan deposito yang memiliki suku bunga spesial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasio net interest margin (NIM) Bank. Namun demikian, dalam rangka untuk menjaga Available Fund mata uang USD sesuai dengan limit yang telah ditetapkan dan untuk mengantisipasi penarikan dana dari nasabah menjelang akhir tahun, Bank melakukan penarikan pinjaman dari bank lain pada kuartal IV tahun 2022.

Terkait dengan penguatan permodalan dan dalam rangka mematuhi ketentuan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yaitu modal inti minimum bank paling sedikit berjumlah Rp3 triliun pada akhir tahun 2022, Bank menerima tambahan modal dalam bentuk Perpetual Subordinated Loan (PSL) dari pemegang saham Resona Bank,Ltd sebesar Rp3 triliun pada 29 Juni 2022 yang menjadikan modal inti Bank secara non konsolidasi menjadi Rp5,10 triliun atau mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp2,04 triliun. Aksi korporasi yang dilakukan Bank tersebut dapat meningkatkan daya tahan bank (bank resilience) terhadap risiko dan juga sebagai buffer shock ditengah dampak COVID-19 yang masih terasa dan ketidakpastian perekononomian global saat ini dan sekaligus untuk mendukung pertumbuhan usaha Bank melalui ekspansi kredit, khususnya pada segmen nasabah lokal sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Strategi rentabilitas Bank dilakukan dengan meningkatkan fee based income dan pendapatan foreign exchange, selain dari pendapatan bunga yang merupakan pendapatan utama Bank.

Pada tahun 2022, Bank juga melanjutkan proses persiapan relokasi Kantor Pusat ke gedung baru Jakarta Mori Tower di Jl.Jend. Sudirman Kav.40-41, Jakarta Pusat. Dengan relokasi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Bank di dalam industri perbankan Indonesia, serta menjadi bagian dari rencana Bank untuk memperluas jaringan dengan para nasabah dan mitra. Hal ini sejalan dengan peningkatan branding image Bank kepada para stakeholders dengan memiliki Kantor Pusat yang representatif. Gedung Kantor Pusat yang baru juga akan meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja dan Bank akan memiliki filosofi dan konsep budaya kerja yang baru yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas para karyawan.

Pada tahun 2022, Bank telah menetapkan rencana korporasi 5 (lima) tahun, yang diawali tahun 2022 sebagai “Resurgence Year” yang merupakan momen awal/kebangkitan bagi Bank untuk memulai Rencana Korporasi 5 tahun. Fokus tahun 2022 adalah :

  1. Tetap menjadi Bank yang unik dengan keunggulan kompetitif yang unik pada pasar yang khusus/niche market,
  2. Penguatan modal melalui penambahan modal inti untuk mencapai kewajiban modal inti minimal sebesar Rp3 triliun,
  3. Rekonstruksi organisasi dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia,
  4. Meningkatkan kualitas aset terutama aset kredit,
  5. Mengoptimalkan pendanaan.

Kinerja Bank 2022
Pada akhir tahun 2022, Bank membukukan total aset sebesar Rp17,68 triliun, meningkat 8,10% atau Rp1,33 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2021 yang sebesar Rp16,35 triliun. Peningkatan aset terjadi pada Giro pada Bank Lain sebesar Rp596,63 miliar atau 79,86%, Efek-efek sebesar Rp1.408,91 miliar atau 281,27% dan kredit sebesar Rp27,78 miliar atau 0,24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Portofolio kredit merupakan komponen terbesar yaitu sebesar 65,20% dari total aset. Kredit bersih di tahun 2022 dicapai sebesar Rp11,07 triliun, mengalami kenaikan 0,43% atau Rp47,03 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp11,02 triliun.

Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit terbesar Bank berada pada sektor industri pengolahan sebesar Rp6,85 triliun dengan komposisi sebesar 59,41% dari total kredit. Penyaluran kedua terbesar berada pada sektor perdagangan grosir yang mencapai Rp2,41 triliun dengan komposisi sebesar 20,90% dari total kredit.

Dana pihak ketiga pada tahun 2022 dicapai sebesar Rp10,39 triliun atau mengalami penurunan 13,19% dari tahun sebelumnya. Penurunan dana pihak ketiga ini sesuai dengan rencana bisnis Bank karena Bank mendapatkan sumber pendanaan berupa Perpetual Sub Ordinated Loan (PSL) dari Resona Bank, Ltd.

Pencapaian jumlah ekuitas di tahun 2022 tercatat sebesar Rp5,29 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 134,70%, jika dibandingkan dengan posisi tahun 2021 yaitu sebesar Rp2,25 triliun. Kenaikan jumlah ekuitas yang signifikan ini berasal dari penerimaan dana PSL sebesar Rp3,00 triliun dari Resona Bank, Ltd. Penambahan modal sebesar Rp3,00 triliun dalam bentuk PSL menyebabkan jumlah modal inti Bank berjumlah Rp5,22 triliun dan total modal KPMM berjumlah Rp5,35 triliun pada akhir tahun 2022 dan CAR Bank dicapai sebesar 43,03%. Dibandingkan tahun 2021, jumlah modal inti, total modal KPMM dan CAR Bank mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Modal inti pada tahun 2021 dicapai sebesar Rp2,17 triliun, total modal KPMM dicapai sebesar Rp2,75 triliun dan CAR Bank dicapai sebesar 22,01%.

Pendapatan bunga bersih pada tahun 2022 dicapai Rp594,14 miliar, meningkat sebesar 19,38% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp497,70 miliar.

Beban penurunan nilai pada tahun 2022 dicapai Rp285,62 miliar, menurun sebesar 10,28% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp318,35 miliar.

Pendapatan operasional bersih pada tahun 2022 dicapai Rp25,04 miliar, meningkat siginifikan dibandingkan tahun 2021 yang dibukukan rugi sebesar Rp97,86 miliar.

Laba bersih dicapai sebesar Rp35,16 miliar pada tahun 2022 atau mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2021 yang dibukukan rugi bersih sebesar Rp37,92 miliar.

Rasio rentabilitas Bank secara non konsolidasi yaitu ROA, ROE, NIM dan BOPO masing-masing pada tahun 2022 dicapai sebesar 0,29%,1,05%, 3,76% dan 96,06%. Dibandingkan tahun 2021, ROA mengalami kenaikan signifikan dari tahun 2021 yang dicapai -0,39%. ROE mengalami kenaikan signifikan dari tahun 2021 yang dicapai -1,92%. NIM mengalami kenaikan 0,62% dari tahun 2021 yang dicapai 3,14%. BOPO mengalami perbaikan 16,66% dari tahun 2021 yang dicapai 112,72%.

Rasio kualitas aset Bank secara non konsolidasi yaitu NPL Gross dan NPL Net masing-masing pada tahun 2022 dicapai sebesar 3,77% dan 1,43%. Dibandingkan tahun 2021, NPL Gross mengalami penurunan 1,25% dari tahun 2021 yang dicapai 5,02%. NPL Net mengalami penurunan 0,87% dari tahun 2021 yang dicapai 2,30%.

Rasio permodalan Bank secara non konsolidasi yaitu CAR pada tahun 2022 dicapai sebesar 42,68%. Dibandingkan tahun 2021, CAR mengalami kenaikan 21,30% dari tahun 2021 yang dicapai 21,38%.

Perbandingan antara Hasil yang Dicapai dengan yang Ditargetkan
Pada tahun 2022, Bank melakukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) seiring dengan dinamika perekonomian global dan domestik yang terus menuju pemulihan dari dampak pandemi COVID-19, ditandai dengan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga. Bank melihat bahwa pemulihan ekonomi yang diupayakan Pemerintah, tidak terlepas dari berbagai tantangan dan kondisi ketidakpastian.

Pemulihan atau perbaikan ekonomi dunia berlanjut namun berpotensi lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, disertai ketidakpastian pasar keuangan yang meningkat, seiring dengan eskalasi ketegangan geopolitik. Namun demikian, berbagai tantangan ini kiranya tidak menyurutkan Bank , tetapi menjadi motivasi kuat untuk tetap optimis menyambut pemulihan ekonomi tahun 2022.

Perbandingan antara rencana dan realisasi secara non konsolidasi adalah sebagai berikut:

  1. Laba Bersih
    Pencapaian Laba bersih non konsolidasi pada 2022 adalah sebesar Rp40,32 miliar yaitu 110,51% dari target Bank sebesar Rp36,49 miliar. Pendapatan bunga bersih non konsolidasi dibukukan Rp578,58 miliar atau 99,27% dari target Bank sebesar Rp582,82 miliar dan pendapatan bersih transaksi derivatif non konsolidasi dibukukan Rp36,77 miliar atau 91.87% dari target Bank sebesar Rp40,03 miliar.
  2. Kredit Bersih
    Selama tahun 2022, Bank berhasil membukukan Kredit Bersih non konsolidasi sebesar Rp11,28 triliun, yaitu 97,43% dari target Bank sebesar Rp11,58 triliun. Penyaluran kredit terbesar terjadi pada sektor industri pengolahan dan perdagangan grosir. Selama tahun 2022 Bank menyalurkan kredit secara prudent dan fokus pada pengelolaan kualitas aset produktif serta tingkat pengembalian kredit bermasalah.
  3. Total Aset dan Liabilitas
    Pada tahun 2022, Total Aset dan Liabilitas non konsolidasi masing-masing tercatat sebesar Rp17,65 triliun dan Rp12,39 triliun atau total aset dicapai 103,14% dari target dan total liabilitas dicapai 104,51% dari target. Pencapaian aset dan liabilitas yang lebih tinggi dari target dikarenakan lebih tingginya pencapaian pinjaman yang diterima, yang dicapai sebesar Rp986,79 miliar atau 187,70% dari target. Penarikan pinjaman dilakukan Bank dalam rangka untuk menjaga Available Fund mata uang USD sesuai dengan limit yang telah ditetapkan dan untuk mengantisipasi penarikan dana dari nasabah menjelang akhir tahun. Pendanaan tersebut ditempatkan pada Giro pada bank lain yang dicapai Rp1,34 triliun atau 229,25% dari target dan Efek-efek yang dicapai Rp1,91 triliun atau 132,99% dari target.
  4. Total Ekuitas
    Pada akhir tahun 2022 jumlah ekuitas non konsolidasi dicapai sebesar Rp5,25 triliun atau 100,04% dari target.

Total Ekuitas (1)

Kendala yang dihadapi Bank dan Solusi Penanganannya
Iklim perekonomian makro maupun mikro telah memberikan dampak hampir ke seluruh elemen usaha. Selama tahun 2022, segmen usaha kredit pada Bank yang mengalami penurunan besar adalah listrik, air, dan gas, jasa usaha, dan hotel dan restoran. Sedangkan industri perdagangan retail, pertanian, dan pengolahan mengalami kenaikan.

Tantangan yang paling besar adalah kesulitan bisnis yang dialami debitur sehingga menyebabkan debitur sulit melakukan pembayaran atau bahkan bangkrut. Pembentukan beban penurunan nilai yang besar dibukukan oleh Bank sehingga mengurangi jumlah perolehan profit Bank tahun 2022. Terkait penanganan kredit bermasalah, Bank menerapkan kebijakan strategis sebagai berikut:

  1. Credit risk awareness selalu diingatkan kepada seluruh elemen Bank, baik dari tingkat manajemen, komite kredit maupun staff terkait aktivitas perkreditan yaitu pada staff Business Development Division, Credit Reviewer, dan Credit Administration.
  2. Pemulihan dari kredit bermasalah yang optimal, dilakukan oleh Divisi Special Asset Management (SAM) yang dibentuk sejak tahun 2021 yang fokus pada penanganan kredit bermasalah, mulai dari proses monitoring sampai dengan penyelesaiannya.
  3. Tetap meningkatkan kinerja team ATOMIC (Adhoc Team of Monitoring and Immediate Recovery for Credit) yang dibentuk sejak tahun 2018 dan memiliki tugas dan fungsi utama untuk memperbaiki kualitas aset Bank. Secara rinci, ATOMIC bertujuan untuk: (1) memaksimalkan pengembalian kredit dari kredit bermasalah yang dimiliki Bank dan yang sudah dihapus buku, (2) memelihara dan mengelola NPL Gross dan NPL Net, (3) mencegah timbulnya debitur bermasalah yang baru. Team ATOMIC melakukan 2 (dua) kali pertemuan secara berkala, yaitu credit monitoring meeting dan credit recovery meeting.
  4. Pada 8 November 2022 membentuk Divisi Middle Office dibawah Direktorat Kredit yang bertanggung jawab untuk: Post Disbursement and Covenant Monitoring serta Underline Checking.
  5. Bank mempersiapkan untuk berakhirnya stimulus ekonomi atas restrukturisasi kredit yang hanya diperpanjang bagi beberapa sektor ekonomi tertentu. Dalam hal ini dengan mempertimbangkan bahwa mayoritas sektor ekonomi terbesar adalah pada industri manufaktur yang tidak termasuk dalam lingkup sektor ekonomi yang diperpanjang tersebut, maka Bank harus melakukan pengelolaan eksposur kredit restruktur tersebut :
  • Memastikan bahwa kredit restrukturisasi tersebut sudah kembali ke dalam kondisi normal pada saat perjanjian berakhir.
  • Mempersiapkan strategi pemulihan kredit apabila kondisi nasabah masih memerlukan dukungan.

Gambaran tentang Prospek Usaha
Merujuk pada proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Pemerintah Indonesia, Bank memproyeksikan bahwa secara umum perekonomian nasional akan kembali membaik walaupun masih dibayangi dengan ketidakpastian pemulihan ekonomi global serta potensi terjadinya peningkatan inflasi sebagai akibat meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak dan disrupsi rantai pasok dunia (global supply chain distruption) sebagai dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.

Pada outlook perekonomian Indonesia, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3%, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diprakirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 serta pertumbuhan kredit akan tumbuh pada kisaran 10-12% pada 2023.

Mempertimbangkan proyeksi tersebut, arah dan kebijakan jangka pendek Bank untuk dapat mempertahankan performa bisnis antara lain dengan:

  • Menyelaraskan arah, kebijakan dan strategi Bank dengan Rencana Korporasi (Corporate Plan) periode 5 (lima) tahun (2022 – 2026) yang telah disusun sebelumnya.
  • Melanjutkan implementasi Model Bisnis Bank dengan mengaplikasikan metode ’Business Model Canvas’.
  • Melanjutkan upaya membentuk kembali fondasi Bank menggunakan filosofi ’KAIZEN’ atau dikenal dengan Continous Improvement pada 4 (empat) aspek pokok yaitu: Product, People, Process dan Procedure.
  • Melanjutkan fokus membentuk ’Unique Value Proposition’ dengan memberikan fokus pengembangan portofolio kredit kepada Korporasi Lokal yang memiliki hubungan bisnis dengan Jepang. Arah kebijakan ini seiring dengan dibentuknya Rencana Korporasi Bank periode 5 tahun, dengan tujuan Bank untuk menjadi ’Bank yang dapat diandalkan bagi Korporasi Lokal yang memilki hubungan dengan Jepang’ (most realiable Bank for Local Companies that have relationship with Japan).
  • Melanjutkan tahapan Rencana Korporasi 5 tahun, yang pada tahun 2023 memasuki tahun kedua, dengan mengambil tema ’Reposition Year’.
  • Menitikberatkan untuk menjaga kualitas Aset dengan selektif dan memastikan prinsip kehati – hatian diterapkan secara seksama dalam pertumbuhan aset yang baru.
  • Berkomitmen terhadap pencapaian target yang telah ditetapkan dengan menitikberatkan pada menjaga kualitas aset.
  • Melakukan inisiatif aktivitas atau mengeluarkan produk baru sebagai upaya diversifikasi bisnis dengan menjadikan Bank sebagai pemberi referensi terhadap produk pihak ketiga yang telah menjalin kerjasama.
  • Melanjutkan upaya Bank dalam memenuhi Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), antara lain melalui: menyalurkan kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penerapan keuangan berkelanjutan dengan skala prioritas pada penyelarasan antara risiko sosial, lingkungan hidup dan tata kelola dalam aktivitas bisnis, serta melanjutkan pengembangan kapasitas internal Bank melalui pelatihan dan pengembangan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia.
  • Menjaga atau meningkatkan Peringkat Komposit (PK) kesehatan Bank berdasarkan risiko (RBBR) minimum berada pada Peringkat 2 atau Sehat yang didalamnya termasuk peringkat komposit profil risiko dan peringkat penerapan Good Governance (GG) baik individual maupun konsolidasi dengan perusahaan anak, PT Resona Indonesia Finance (PT RIF).
  • Mempertahankan peringkat komposit profil risiko dan peringkat Good Governance (GG).
  • Melanjutkan pembenahan (continuous improvement) pada aspek ’Manusia’ (People) dengan menyelaraskan strategi Sumber Daya Manusia yang bertemakan menjadi mitra terpercaya dan dapat diandalkan untuk dapat memberikan dukungan terhadap strategi bisnis.
  • Melanjutkan sinergi atau kerjasama dengan para pemegang saham, khususnya Resona Bank Ltd., The Bank of Yokohama Ltd., dan Daido Life Insurance Company untuk mengembangkan potensi bisnis yang ada.
  • Meningkatkan jumlah permodalan Bank.
  • Peningkatan permodalan Bank yang bersumber dari laba setelah pajak, dengan target laba setelah pajak tahun 2023 sebesar Rp58,3 miliar dan target total modal KPMM sebesar Rp5,3 triliun, serta modal inti sebesar Rp5,1 triliun.
  • Peningkatan penyaluran kredit pada akhir tahun 2023 dengan pertumbuhan sebesar 15,44% dibandingkan dengan tahun 2022 dari Rp11,73 triliun menjadi Rp13,54 triliun.
  • Mempertahankan dan meningkatkan risk awareness yang sudah dibangun sehingga rasio Non Performing Loan (NPL) Gross dan NPL Net Bank masih dalam kesesuaian dengan Risk Appetite maupun Risk Tolerance Bank. Bank mengestimasikan beban penurunan nilai sebesar Rp275,28 miliar.
  • Meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 4,31% pada akhir tahun 2023, dari Rp10,42 triliun di tahun 2022 menjadi sebesar Rp10,87 triliun di tahun 2023.
  • Penurunan jumlah pinjaman yang diterima sebesar 70,26% pada akhir tahun 2023, dari Rp986,79 miliar di tahun 2022 menjadi Rp293,46 miliar di tahun 2023.
  • Pendapatan Bunga Bersih sebagai pendapatan utama Bank dengan target sebesar Rp725,73 miliar, estimasi meningkat dari akhir tahun 2022, yang diupayakan dengan pengelolaan biaya bunga simpanan dan pinjaman yang diterima.
  • BI-FAST-Enhancement, Cloud Migration Phase I, Internet Banking System Replacement Phase I, Data Mart Data Replication, dan Core Banking Data Replication.
  • Memastikan bahwa arah kebijakan Manajemen, rencana dan strategi pembenahan yang telah ditetapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis Bank dan selaras dengan Visi dan Misi Bank.

Penerapan Tata Kelola
Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank menerapkan best practices Good Governance (GG) secara konsisten agar dapat berkontribusi positif bagi Bank serta memberikan nilai tambah untuk pemangku kepentingan. Penerapan GG di lingkup Bank telah sejalan dengan prinsip-prinsip GG yang terdiri dari 5 (lima) prinsip dasar yang tertuang dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi, serta Kesetaraan dan Kewajaran.

Bank terus memperkuat penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Bank serta mempertahankan peringkat Tata Kelola Bank minimum di peringkat 2 atau Baik dengan pengawasan aktif dari seluruh manajemen, meningkatkan budaya sadar risiko dan budaya kepatuhan, mengurangi kejadian risiko operasional, tidak adanya temuan audit yang sifatnya berulang baik dari Divisi Audit, OJK, dan auditor eksternal. Bank juga meningkatkan fungsi kepatuhan pada PT RIF sebagai perusahaan anak dengan melakukan diskusi bulanan.

Perubahan Komposisi Anggota Direksi
Di tahun 2022, terdapat perubahan komposisi dan susunan Anggota Direksi berdasarkan Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PT Bank Resona Perdania Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), dengan kronologi sebagai berikut:

Perubahan Susunan Anggota Direksi (3)

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iding Suherdi dan Bapak B.Budijanto Jahja yang selama ini telah memberikan kontribusi positif terhadap pengelolaan Bank. Saya mengucapkan selamat bergabung kepada Bapak Oki Oktavianus dan berharap ke depannya dapat bersama-sama membangun dan meningkatkan kinerja Bank.

Per 31 Desember 2022, komposisi Direksi PT Bank Resona Perdania memiliki 6 (enam) orang anggota Direksi yang meliputi 1 (satu) orang Presiden Direktur, 1 (satu) orang Wakil Presiden Direktur, dan 4 (empat) orang Direktur dengan komposisi sebagai berikut:

Susunan Anggota Direksi Baru

Komposisi anggota Direksi antara Direksi Lokal dan Direksi Asing per akhir tahun 2022 belum sepenuhnya memenuhi Pasal 12 ayat (3) POJK No.37/POJK.03/2017 yang mengatur bahwa Mayoritas anggota Direksi wajib berkewarganegaraan Indonesia, dengan kondisi per 31 Desember 2022, jumlah anggota Direksi adalah 6 (enam) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang WNA dan 3 (tiga) orang WNI.

Hal tersebut hanya bersifat sementara dikarenakan pada tanggal 8 November 2022, Bapak Iding Suherdi efektif mengundurkan diri dari posisi Direktur sehingga per tanggal tersebut jumlah Direksi yang semula beranggotakan 7 Direktur menjadi 6 Direktur. Namun demikian, pada tanggal 20 Desember 2022, Bank telah menyelenggarakan Rapat Direksi Luar Biasa yang menetapkan agenda Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa terkait penunjukan Direktur WNI baru dengan hasil keputusan dari Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tersebut akan berlaku efektif pada bulan Januari 2023 dan proses pengajuan Uji Kepatutan dan Kelayakan atas calon Direktur tersebut akan dilakukan pada Januari 2023.

Direksi senantiasa berkomitmen untuk mengelola dan mengembangkan Bank dengan mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik untuk kepentingan Para Pemegang Saham dan Para Pemangku Kepentingan Lainnya.

Struktur Organisasi Bank di 2022
Untuk mendukung pertumbuhan organisasi terkait dengan rencana bisnis Bank, Bank melakukan pengembangan organisasi dengan detil sebagai berikut:
a. Membentuk Divisi Credit Portfolio Management untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan manajemen risiko kredit Bank.
b. Memperkuat manajemen Bank dengan membentuk satu level manajemen di atas Kepala Divisi, yaitu 2 (dua) Senior Executive Vice President (SEVP) yang melingkupi area/fungsi kerja “Planning and Finance dan Business Strategy” dan “Operational, Settlement and Correspondent dan Branches”.
c. Penataan ulang organisasi, khususnya organisasi bisnis, dengan membentuk Business Development Division (BDD–7), yang akan bertugas untuk mengembangkan potensi bisnis dari segmen nasabah korporasi lokal, supply chain financing, memasuki peluang bisnis pinjaman sindikasi serta mengaktifkan kembali China Desk.
d. Membentuk Divisi Middle Office di bawah Direktur Kredit yang bertanggung jawab untuk: Post Disbursement and Covenant Monitoring serta Underline Checking.

Aktivitas Utama Bank di 2022
Aktivitas utama Direksi selama tahun 2022, yaitu menjalankan kegiatan operasi Bank sehari-hari dan memimpin Perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Direksi juga bertanggung jawab terhadap kepengurusan bisnis Bank dan merealisasikan Rencana Bisnis Bank tahun 2022 yang telah ditetapkan.

Di sepanjang tahun 2022, Bank tidak menerbitkan jenis produk/jasa baru.

Inisiatif Dukungan Teknologi Informasi
Untuk mendukung kebutuhan bisnis dan operasional, Bank berupaya untuk terus mengembangkan sistem informasi melalui sistem otomasi dan digitalisasi beberapa proses internal, agar lebih efisien dan dapat meningkatkan produktifitas karyawan. Di tahun 2022, pengembangan Teknologi Informasi difokuskan pada beberapa arah strategis sebagai berikut:

  1. Peningkatan efisiensi proses bisnis, untuk mempercepat proses pengolahan informasi, proses transaksional, dan penghematan sumber daya perusahaan, diantaranya dengan penggunaan aplikasi Robotic Process Automation, Customer Relationship Management (CRM),
  2. Peningkatan kualitas proteksi cyber security pada infrastruktur IT corporate dengan inisiasi Security Operation Center (SOC),
  3. Peningkatan proses bisnis melalui penggunaan solusi TI sesuai rencana dari masing-masing Unit Bisnis.

Jenis Produk dan Jasa yang Ditawarkan
Produk dan jasa yang diberikan kepada nasabah korporasi meliputi dana pihak ketiga, kredit termasuk kredit UMKM, treasury, trade finance, transaksi pembayaran antar bank/transfer, internet banking, dan lain-lain. Untuk detail produk dan jasa Bank telah disajikan secara rinci di bab Profil Perusahaan pada Laporan Tahunan ini.

Tingkat Suku Bunga Penghimpunan dan Penyediaan Dana
Selama tahun 2022, Bank menerapkan rata-rata tingkat suku bunga penghimpunan dan penyediaan dana sebagai berikut:

Deposito Berjangka 

Jaringan Kerja dan Kantor Operasional
Kantor Pusat Bank berkedudukan di Jakarta, selain itu dalam memberikan pelayanan kepada para nasabah Bank memiliki 2 (dua) kantor cabang, yang masing-masing berlokasi di Surabaya dan Bandung serta 4 (empat) kantor cabang pembantu yang berlokasi di Cikarang, Karawang, MM2100, dan Deltamas. Sepanjang tahun 2022, Bank tidak melakukan ekspansi terhadap jaringan kerja, mitra usaha, maupun pembukaan jaringan kantor yang baru.

Kepemilikan Direksi, Dewan Komisaris, Dan Pemegang Saham Dalam Kelompok Usaha Bank
Pembahasan mengenai kepemilikan Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham dalam kelompok usaha Bank terdapat dalam bagian Profil Bank dan Tata Kelola Perusahaan yang termuat dalam Laporan Tahunan ini.

Perubahan-Perubahan Penting yang Terjadi Pada Bank dan Kelompok Usaha Bank di Tahun Berjalan
Sepanjang tahun 2022, terdapat perubahan penting yang terjadi pada Bank dan kelompok usaha Bank yang bersifat material baik secara keuangan maupun operasional, sebagai berikut:

  • Pada tanggal 17 Februari 2022, Bank membentuk Divisi Credit Portfolio Management.
  • Pada tanggal 30 Mei 2022, Bank melaksanakan fungsi Trade Finance pada Internet Banking Bank Resona Perdania.
  • Pada 29 Juni 2022 terjadi kenaikan modal inti Bank menjadi lebih dari Rp5 triliun melalui skema Perpetual Subordinated Loan (PSL) dari pemegang saham Resona Bank,Ltd sebesar Rp3 triliun.
  • Pada tanggal 8 November 2022, Bank melakukan pengembangan organisasi.
  • Pada tanggal 28 November 2022, Bank melaksanakan Go Live Layanan BI-FAST melalui counter sebagai bentuk implementasi dalam meningkatkan pelayanan transaksi keuangan.

Hal-Hal Penting yang Diperkirakan Terjadi Pada Masa Mendatang
Perkembangan usaha Bank terkait dengan dinamika perekonomian yang di masa mendatang tergantung pada dinamika yang terjadi di tahun berjalan. Secara material, Bank belum dapat menyampaikan hal-hal penting yang diperkirakan terjadi pada masa mendatang.

Pengembangan Sumber Daya Manusia Bank
Hingga akhir tahun 2022, Bank mempekerjakan sebanyak 311 karyawan.

Jumlah Karyawan

Bank secara berkesinambungan terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui:

  1. Menerapkan praktek terbaik (best practice) dalam pengelolaan sumber daya manusia termasuk talent management, jenjang karir, manajemen kinerja yang dikaitkan dengan manajemen remunerasi serta penerapan program keterikatan karyawan.
  2. Pengembangan program pelatihan yang lebih terstruktur yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan baik dari sisi teknikal yang dipersyaratkan oleh masing-masing fungsi dan dengan program pengembangan soft skill termasuk kepemimpinan dan cara berpikir (mindset).
  3. Penerapan program utama yaitu program pelatihan yang terkait dengan proses kredit secara keseluruhan (end to end credit process training) mulai dari inisiasi (tenaga pemasaran) hingga pencairan (administrasi kredit) serta penanganan kredit bermasalah yang didukung pula dengan program terkait dengan pelayanan nasabah, peningkatan berkomunikasi dan negosiasi termasuk situasi/kondisi perubahan ekonomi dan bisnis.
  4. Melanjutkan program terkait dengan manajemen risiko, pelatihan keuangan berkelanjutan, dan tata kelola berkelanjutan.
  5. Melaksanakan alih pengetahuan yang efektif dari tenaga kerja asing kepada tenaga kerja lokal.
  6. Mempertahankan karyawan bertalenta melalui aspek finansial (remunerasi yang kompetitif) dan aspek non finansial (kenyamanan kerja & dan keterikatan karyawan).
  7. Proses perekrutan sumber daya manusia berbasis kompetensi guna mendapatkan talenta-talenta terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Bank. Total biaya pelatihan pada tahun 2022 sebesar Rp2,79 miliar.

Penutup
Tahun 2022 masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi dunia perbankan secara umum dan Bank secara khusus. Direksi memberikan apresiasi kepada seluruh karyawan yang telah bekerja dengan penuh dedikasi tinggi. Direksi juga memberikan apresiasi kepada Dewan Komisaris atas kerjasama, nasihat dan rekomendasi yang diberikan. Tak lupa, atas nama Bank, Direksi juga memberikan apresiasi kepada seluruh nasabah dan mitra kerja atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik dan kepercayaan yang telah diberikan pada Bank. Kepada Pemegang Saham, Direksi mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan dan kepada Regulator atas kebijakan yang diterapkan dan arahan yang telah diberikan. Kami optimis, PT Bank Resona Perdania dapat terus melaju menghadapi berbagai tantangan demi hasil yang positif dan berkelanjutan.